Terobosan Warga Kandang Panjang Pekalongan Utara dalam Mengatasi Banjir dan Rob
BANJIR
dan rob, masih menjadi persoalan serius yang selalu melanda sejumlah
wilayah di Kota Pekalongan. Namun, warga di kawasan Perumahan Swadaya
Asri 1, atau yang dikenal pula sebagai Kampung Pesona Swadaya Greenland,
punya cara tersendiri untuk menjadikan banjir dan rob itu sebagai
sebuah tantangan. Bahkan, mereka bisa mengambil berkah dan banjir dan
rob yang selalu menggenangi lingkungan mereka. Mereka berupaya keras
agar permasalahan banjir dan rob itu teratasi. Akhirnya muncul sebuah
kreativitas.
Salah
satunya, inisiatif membuat kincir angin pengendali rob. Kincir angin
ini menjadi alternatif berbiaya murah dan ramah lingkungan, untuk
menggantikan alkon atau pompa penyedot air berbahan bakar minyak yang
biaya operasionalnya cukup memberatkan warga.
Pantauan
Radar Pekalongan, Kamis (21/1), kincir angin pengendali rob ini masih
setengah jadi. Lokasi pembangunannya berada di daerah lapangan, sehingga
terpaan angin cukup kencang, karena tidak terhalang bangunan ataupun
pohon.
Terlihat,
onstruksi beton untuk kincir angin itu telah dibangun di atas saluran
drainase berbentuk parit yang sudah terbangun sebelumnya. Parit itu
mengalirkan air dari permukiman menuju ke saluran drainase yang lebih
besar, hingga berakhir di laut. Sedangkan baling-baling belum terpasang
lantaran masih proses pengerjaan di bengkel.
Koordinator
Komunitas Pesona Swadaya Hijau (Sebuah komunitas yang bergeraj di
bidang lingkungan), Agus Dartam, menjelaskan nantinya kincir angin
tersebut akan dibuat setinggi 6,5 meter, dengan penampang konstruksi
beton selebar empat meter. Adapun panjang bentangan bilah baling-baling
mencapai lima meter.
Diharapkan,
sekitar satu bulan lagi kincir angin tersebut sudah bisa dioperasikan.
“Pekerjaan saat ini sudah sekitar 60 persen. Saat ini masih menunggu
konstruksi betonnya biar matang dulu. Disamping itu masih menunggu
penyelesaian baling-baling yang sedang dikerjakan oleh bengkel, serta
perbaikan – perbaikan desain,” jelas pria yang juga Ketua RT 5 RW 11
kelurahan Kandang Panjang ini.
Agus
menjelaskan, gambaran pengoperasian kincir angin pengendali rob itu
hampir sama dengan kincir angin yang digunakan para petani garam di
sejumlah daerah, seperti di Juwana dan Jepara. “Di sana dengan hanya
pakai bahan sederhana, pakai kayu, ambu, dan sebagainya, sudah bisa
jalan. Maka kita berpikir, kenapa hal yang sama tidak kita terapkan di
sini,” ungkapnya.
Apalagi,
wilayah sekitar Kandang Panjang punya potensi embusan angin cukup
bagus. “Kita perhitungkan embusan angin ini kuat untuk menggerakkan
bilah kincir angin ini, kemudian putaran dari kincir, tersebut akan
menggerakan pompa. Sehingga bisa mengalirkan air ke saluran pembuangan,”
katanya.
Sebelumnya,
warga biasa memakai mesin pompa berbahan bakar minyak untuk memompa
genangan banjir dan rob. Pompa air atau alkon tersebut memang cukup
efektif mengurangi genangan. Namun, biaya operasionalnya cukup tinggi.
“Selama ini untuk mengatasi banjir dan rob masih pakai langkah
peninggian dan pemasangan pompa air. Kalau dipikir meski pompa air
tersebut efektif tetapi biayanya luar biasa. Awalnya sih murah. Tetapi
operasionalnya membebani masyarakat. Maka dengan keberadaan pompa yang
digerakkan oleh kincir angin ini diharapkan bisa menghemat tenaga dan
uang. Tak perlu menggunakan tenaga manusia maupun pompa berbahan bakar
minyak ataupun listrik lagi,” tuturnya.
Agus
membeberkan bahwa kincir angin tersebut dirancang oleh tim teknis dari
Fasilitatator Kelurahan (Faskel) Pemberdayaan PLBK bersama warga
setempat, dengan memberdayakan masyarakat setempat. Cara kerja pompa air
berpenggerak kincir angin itu menurutnya sama dengan pompa air jenis
pompadragon yang digerakkan secara manual menggunakan tangan.
Pada
kincir angin ini, putaran baling-baling akan menggerakan sistem pompa
di bawahnya. Pompa tersebut akan menyedot air atau genangan banjir dan
rob dari permukiman yang dialirkan melalui saluran. “Air dari permukiman
itu dialirkan ke saluran pembuangan menuju ke laut,” bebernya.
Ia
menambahkan, rencananya kincir angin itu akan dilengkapi gardan,
berikut sirip di bagian ekor baling-baling. Adanya gardan dan ekor
bersirip ini, maka kincir tersebut bisa bergerak bebas ke segala penjuru
untuk menyesuaikan arah angin. “Apakah itu angin dari arah laut, dari
darat, angin timur, atau barat, bisa memutar bilah kincir,” terangnya.
REPLIKASI PLPBK
Lebih
jauh Agus Dartam membeberkan bahwa biaya pembuatan kincir angin
pengendali rob itu sekitar Rp 34 juta dari APBD Kota Pekalongan tahun
2014 untuk Replikasi Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis
Komunitas (PLPBK).
Penerima
dana Replikasi PLPBK tersebut merupakan kelurahan dengan kinerja Badan
Keswadayaan Masyarakat (BKM) paling baik di masing-masing kecamatan.
Salah satu yang menerima reward adalah BKM Daya Guna Kelurahan Kandang
Panjang Kecamatan Pekalongan Utara. “Sebagian dananya kita realisasikan
untuk pembangunan kincir angin ini,” katanya. Agus menerangkan, kincir
angin yang sementara ini baru dibangun satu unit. Nantinya bisa
mengurangi genangan banjir dan rob di wilayah RT 5, RT 4, dan RT 6
Kelurahan Kandang Panjang. “Sementara hanya bisa untuk kawasan ini
dulu,” ujarnya.
Andaikata
nantinya kincir angin itu berhasil dan ternyata cukup efektif, maka tak
menutup kemungkinan akan direplikasi untuk dibangun dikawasan – kawasan
lain di kota batik. “Mungkin ke depan akan di tambah jumlahnya, dengan
cakupan lebih luas lagi.misalnya di daerah Kandang Panjang ini, idealnya
sedikitnya ada empat unit kincir an gin semacam ini,” tuturnya.
Bahkan,
dalam perkembangan mendatang, setelah melalui berbagai evaluasi, tak
menutup kemungkinan kincir angin itu tak hanya berfungsi untuk
mengurangi banjir dan rob. Tetapi bisa dikembangkan untuk pembangkit
listrik tenaga bayu atau tenaga angin. “Tapiitu tentunya perlu
perhitungan lebih matang lagi. Yang penting, sementara ini harpannya
kincir angin ini bisa berfungsi optimal untuk mengurangi banjir dan rob
di wilayah ini,” pungkasnya. (*)
(SUMBER : RADAR PEKALONGAN, 22-01-2016)
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Anda telah berkomentar dengan Sopan...