Gabungan tim peneliti biologi evolusi menemukan fakta ini ketika melakukan penelitian pada ikan gupi di sungai di Trinidad. Hasil penelitian dipublikasikan di Proceedings of the Royal Society B, 5 Juni 2013 lalu.
"Populasi yang terlalu kecil dapat punah karena kerabat dekat akhirnya saling kawin dan keturunannya nanti juga melakukan inbreeding," kata David Reznick, profesor Biologi di University of California, Riverside, pemimpin penelitian ini.
"Kalau ada sperma yang disimpan, populasi akan lebih besar daripada yang Anda lihat. Selain itu, sperma yang disimpan juga meningkatkan variasi genetik dengan cara lain," kata Reznick seperti dikutip Physorg, Rabu (12/6/2013).
Reznick menjelaskan, pejantan gupi memiliki tubuh warna-warni yang khas. Betina spesies ini memilih pejantan berdasarkan warnanya. Dengan sperma yang disimpan, meski pejantan berwarna khas berumur pendek, keturunannya dengan sifat khas bisa lahir dua generasi kemudian.
Bagi betina, kemampuan menyimpan sperma juga merupakan kekuatan. Selama ini, betina gupi dikenal sebagai perenang ulung dan mampu mengolonisasi habitat. Dengan kemampuan menyimpan sperma dalam jangka waktu lama, betina bisa mengolonisasi habitat baru dengan keturunannya.
"Kemampuan menyimpan sperma dalam jangka waktu lama berarti bahwa betina bisa mengolonisasi tempat baru dan membangun populasi yang punya keragaman genetik cukup karena betina mampu menyimpan sperma dari beberapa pejantan sekaligus," urai Reznick.
Bahwa betina gupi mampu menyimpan sperna, hal itu sudah diketahui sejak lama. Namun, ilmuwan baru mengetahui bahwa waktu penyimpanan sperma bisa sangat lama. Selain itu, ilmuwan juga terkejut dengan perbedaan umur jantan dan betina yang begitu jauh.
"Kalau kita menggunakan umur jantan sebagai satu generasi, maka betina bisa berumur hingga tiga generasi. Kalau diibaratkan manusia, perempuan yang berumur 90 tahun masih subur," kata Reznick.
Hal yang dijumpai pada gupi ini termasuk langka pada saat ini. Namun, Reznick mengatakan bahwa hal ini mungkin merupakan strategi hidup umum di alam, tetapi banyak manusia yang belum mengetahuinya.
Sumber : Physorg
Editor : yunan
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Anda telah berkomentar dengan Sopan...